Monday, April 22, 2019

Puisi Maulid Nabi Muhammad SAW


Ya Muhammadku

Ya Muhammad
Engkau sebagai penerang dunia
Kala gulita menjelma

Engkau datang sebagai Rahmah
DisaatJahiliyah merambah
Ditengah kebodohan umat
Yang semakin mencuat

Hadirmu laksana sebatang lilin
Yang menerangi dinding-dinding kegelapan
Hingga terang menggantikan

Ya Muhammad
Engkaulah akhir dari segala Nabi
Yang mengajari kami ajaran suci
Lewat Kalam Illahi


        Aku Rindu Muhammadku

        
        Allahuma Solli Ala Muhammad
        Semoga Shalawat itu menggema
        Ditengah carut marut dunia
        Berabad abad sudah terlewat
        Ratusan, ribuan, jutaan, bahkan milyaran umat
        Telah saling menggantikan
        Namun, nama agungmu
        Tak pernah tergantikan

        Tak pernah aku melihat parasmu dengan kedua mataku
        Mendengar dakwahmu dengan kedua telingaku
        Mememeluk tubuhmu dengan tanganku
        Namun hadirmu menembus ruang dan waktu

        Ya Muhammadku
        Sungguh aku rindu padamu
        Rindu akan suri tauladan yang kau ajarkan
        Rindu akan kebijakan yang kau perlihatkan
        Rindu akan kedamaian yang kau ciptakan
        Rindu akan semua
        Segala yang pernah kau lakukan

        Ya Muhammadku
        Meski ragamu tak lagi didunia
        Sungguh aku ingin berjumpa
        Disurga bercengkrama untuk selamanya
        

Ya Nabi Ya Rasulullah

Ya nabi ya Rasulullah
Panutan kami, akhir dari segala nabi

Kaulah surya penerang umat manusia
Kaulah purnama ditengah gulita
Engkaulah cahaya di atas cahaya
Yang tak kan pernah padam
Hingga akhir zaman

Ya Nabiyallah, Ya Habiballah
Kau ciptakan kedamaian
Ditengah kekacauan dan kebodohan
Suara kejahiliyahan Yang terdengar sumbang
Kau gantikan dengan nyayian surga
Yang sungguh menentramkan

Ya Nabi Ya Rasulullah
Biarkan aku memujamu, memujimu
Kugoreskan namamu dihatiku
Kan kuperlihatkan kepadamu
Kala aku bersua denganmu
Disurga Tuhanku juga Tuhanmu





Muhammad Nabiku

Karya: Hengki Kumayandi
 Bogor, 6 Mei 2015
Engkau penerang zaman
Saat gulita menyelimuti bumi
Saat huru-hara merajai hari
Saat kezaliman menyebar ke negeri-negeri

Engkau kabarkan pada kami
Tentang perintah-perintah untuk berbakti
Tentang keagungan-Nya Yang Mahatinggi

Engkau perangi mereka yang memerangimu dan menghalangimu menyebar kabar
Hingga cahaya Islam mampu menyebar
Engkau rangkul mereka-mereka yang tersesat
Kau ajak menghadap-Nya untuk bertobat

Selawat untukmu
Salam untukmu
Nabi tercintaku

Muhammad

Karya: Hengki Kumayandi
Bogor, 6 Mei 2015
Rindu ini terus terpatri
Mengharap pertemuan untuk suatu hari
Berharap berkumpul bersamamu nanti

Kakbah dan Tentara Gajah

Karya: Hengki Kumayandi
Bogor, 6 Mei 2015
Derap langkah kaki-kaki gajah mengoarkan debu menuju kakbah
Sekumpulan burung membawa batu api untuk menghujaninya
Engkau datang, Muhammad-ku
Lahir dengan cahaya

Kabarmu didengar oleh pendeta itu
Menjadikannya beriman pada wahyu-wahyu yang sampai padamu
Satu per satu belajar padamu
Hingga bersatu mengikuti ajaran agama darimu

Rasulku

Karya: Hengki Kumayandi
Bogor, 6 Mei 2015

Aku ingat akan kisah tentangmu yang menjadi pengembala
Awan menaungimu saat menemani domba-domba menikmati rumput-rumput di padang

Aku ingat akan kisahmu saat engkau bersama sahabatmu dikejar musuh, bersembunyi dalam goa hingga jaring laba-laba menutupi lubang gua tempatmu berada di dalamnya

Aku ingat akan kisahmu yang berperang melawan musuh yang jumlahnya tak sebanding dengan pasukanmu. Namun, Allah memenangkanmu

Aku ingat akan kisahmu saat Khadijah, istrimu, berpulang, engkau diperjalankan dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram, lalu ke langit ketujuh

Aku ingat
Aku rindu
Rasulullahku

Muhammad Rasulku

Karya” Hengki Kumayandi
Bogor, 6 Mei 2015
Ayahnya bernama Abdullah
Ibunya bernama Aminah
Menjadi anak yatim yang diasuh pamannya

Baik akhlaknya
Lembut tutur katanya
Tegas pada kezaliman
Sayang pada semua

Hidup sederhana
Berkahlak mulia
Menjadi contoh semua umat beragama

Dia Muhammad saw.
Nabiku
Nabi kita semua

Muhammadku berkata

Karya: Hengki Kumayandi
Bogor, 6 Mei 2015
Sungguh mulia keimanan umatku kelak
Mereka belum bertemu denganku
Tapi, mereka sangat mencintaiku dan menahan rindu untuk bertemu


No comments:

Post a Comment