LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, telah mendorong tumbuh dan berkembangnya lembaga pendidikan yang beragam jenis keahlian dan jenjang keilmuan. Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang paling tua di Indonesia seyogyanya dapat mengantisifasi perkembangan tersebut dengan tetap mempertahankan karakter dan idealisme sebagai lembaga pendidikan yang mengutamakan pendalaman ilmu syari’ah dan penguatan akhlakul karimah.
Telah banyak pesantren yang mencoba melakukan modernisasi dengan menambahkan pendidikan formal berupa sekolah-sekolah umum serta pendidikan keterampilan seperti pesantren plus pertanian, perikanan, peternakan, home industry, atau keterampilan lainnya. Namun demikian masih banyak pula pesantren yang bertahan dengan pola pendidikan tradisional, sehingga kemampuan alumninya lebih focus pada pendalaman kitab-kitab kuning dan tidak banyak mengenal ilmu dan keterampilan lain.
Sampat saat ini masih banyak kalangan yang memberikan penilaian sangat rendah terhadap pesantren salafiyah (tradisional), terutama terhadap mereka yang tidak sempat mengecap pendidikan umum apalagi mencapai gelar sarjana, akibatnya banyak alumni pesantren yang tidak dapat mengembangkan dirinya pada derasnya arus mdernisasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, mereka hanya dijadikan objek pembangunan dan pelengkap penderita berbagai aspek kehidupan social politik, budaya dan ekonomi.
Upaya modernisasi system pendidikan pesantren yang saat ini banyak dilakukan oleh para ulama dan cendikia muslim belum benar-benar dapat mencapai titik equilibrium yang seimbang atara wilayah fikir, dzikir dan akhlakul karimah yang dicontohkan Rosululla Saw. Alumni pesantren yang mempunyai kemampuan nalar dan wawasan syari’ah yang luas serta memiliki pengetahuan umum yang memadai, tetapi prilaku dalam hidup bermasyarakat jauh dari etika dan akhlak islam yang mulia.
Komitmen para alumnus pesantren terhadap penghayatan dan penerapan syari’ah dalam kehidupan yang berdimensi ritual berupa hubungan fertikal dengan Allah SWT serta kehidupan yang berdimensi social berupa kehidupan ekonomi, social, budaya dan politik dengan sesame manusia dan makhluk lainnya, akan dapat ditanamkan dengan lebih baik melalui system pendidikan yang konsisten, berkelanjutan, serta adanya keteladanan dari para ustadz yang tinggal dalam satu lokasi dengan santrinya.
Pesantren Al-Muhajirin, merupakan salah satu pesantren salafiyah berupa pengajaran “kitab-kitab kuning”, yang insyaallah kedepannya akan dipadukan dengan pendidikan umum berupa sekolah dengan kurikulum pendidikan nasional. Dilihat dari sisi manfa’atnya ternyata alumni sekolah yang mondok di asrama, baik yang melanjutkan ke pendidikan tinggi maupun yang langsung bekerja, secara umum memiliki karakter yang lebih baik dari pada yang hanya sekolah saja, mereka tidak hanya bermanfa’at bagi diri dan keluarganya tetapi juga bermanfa’at untuk lingkungan dan masyarakatnya.
No comments:
Post a Comment